TUBAN - Dalam perjalanan dari Surabaya menuju Tuban, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman tiba-tiba menghentikan mobilnya di pinggir jalan Desa Ngunut, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Rabu (30/9).
Dari kejauhan Mentan melihat sejumlah ibu-ibu buruh tani sedang merontokkan padi. Lalu dia segera turun ke sawah menghampiri ibu-ibu buruh tani tersebut, Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur, Wibowo Eko Putro, ikut mendampingi.
"Ini dulu kerjaan saya dulu waktu tahun 88-90-an. Tapi dulu belum pakai mesin perontok padi," tutur Mentan.
Mentan lalu memanggil sang pemilik sawah seluas 1,5 ha, bernama Syukur dan menanyakan harga jual gabah kering panen (GKP) dari sawah tersebut.
"Harga gabahnya Rp 5.000/kg. Per karungnya 50-60 kg," jawab Syukur.
Mentan memborong 10 karung GKP sambil menyodorkan uang sejumlah Rp 2,5 juta dari dompet di kantongnya kepada Syukur. Uang tersebut miliknya pribadi, bukan dari APBN.
"Aku beli 10 karung mau ya, berarti 2,5 juta ya? Aku bayar sekarang. Nggak rugi kan?," tanya Mentan.
Kemudian gabah yang diborong Mentan tersebut dibagikan kepada 20 ibu-ibu buruh yang sedang bekerja di sawah. Ibu-ibu buruh tani pun menerima 'traktiran' Amran dengan gembira.
"Satu karung dibagi dua ya. Terima kasih ya Pak Syukur," ujar Mentan.
Dalam kesempatan ini, Mentan juga berpesan kepada Kadistan Jatim agar bantuan pertanian diberikan juga pada ibu-ibu buruh tani yang tak punya sawah.
"Ini harus ditambah alatnya (mesin pertanian) ke sini. Jangan salah sasaran ya bantuannya. Mereka (buruh tani) tidak punya sawah, harus diberi juga," tandasnya.

0 Comments:

Post a Comment